Halaman

Senin, 27 Agustus 2012

Mati Suri,Erna Warga Pemangkat Hidup Islami



 

Pengalaman spiritual Erna binti Ali Nafiah patut jadi pembelajaran beharga. Kejadian mati suri (mati lalu hidup kembali) sepuluh bulan lalu, membuatnya berubah. Dua belas tahun tak pernah salat dan mengaji Al-Quran, kini hidup Islami, kesehariannya hanya mengaji dan Al-quran serta mendakwahkan Islam.

MALAM itu, Sabtu (25/8), di Lapangan Tenis Dusun Tanjung Batu Desa Harapan, Pemangkat dipadati warga. Mereka menggelar halal bihalal di malam ketujuh Syawal 1433 H. Selain bersalaman-salaman untuk bermaafan di bulan kemenangan serta meningkatkan silarurahmi, acara tersebut terasa khidmat dan menarik perhatian warga akan kehadiran sosok Erna, warga Perum Badak Putih Desa Harapan, Pemangkat.



Seorang wanita yang memiliki pengalaman spiritual unik yang didaulat panitia halal bihalal untuk memberikan tausyiah berdarkan pengalaman hidupnya.
Usai sambutan dari ketua Halal Bihalal dan kades Pemangkat Kota, akhirnya Erna yang menggunaan gaun biru jenis gamis tersebut langsung naik ke atas panggung. Warga pun semakin padat menyesaki lapangan tenis mendengarkan ‘kejadian mati suri’ tersebut. Erna pun bercerita dengan gaya bahasa dan pengalamannya, di mana 10 bulan lalu kejadian itu dialaminya. Awalnya agak lucu, ketika ia makan durian tujuh biji, setengah jam kemudian menelan pil diet tujuh buah.
Hal ini dilakukan untuk mengurangi berat badannya yang mencapai 72 kg. Reaksi obat terjadi hingga dia dilarikan ke rumah sakit dan divonis keracunan. Hari berganti hari, kondisi badan Erna tak normal. Dingin sekujur tubuhnya terjadi, hingga akhirnya jatuh sakit lalu kembali diopname. Agak sembuh, dia kemudian pulang ke rumah. Namun kejadian dinginnya badan di sekujur tubuhnya terjadi, sehingga akhirnya ia meninggal.

Dalam pengalamannya, saat rohnya lepas dari tubuhnya, Erna melihat sendiri bagaimana keluarganya serta kondisi jasadnya yang terbujur kaku. Saat itu, posisinya ia berada diatas kepala jasad yang ditinggalnya, di mana kemudian muncul dua sosok berpakaian serba putih. Ternyata kedua sosok tersebut adalah ayahnya dan kakeknya. Usai itu, seoalah ada bisikan spiritual dari hatinya, datanglah kuda putih bersayap sebelah. Aneh, namun Erna pun enggan menungganginya dan memilih berjalan kaki.
Perjalanan pun dilanjutkan, dari berkunjung ke surga akhirat, di mana dia disuguhi berupa taman indah penuh pepohonan rindang yang semuanya hijau. Kemudian ia kembali dilihatkan sebuah padang pasir luas, yang disebutnya surga dunia. Di sini ia berjumpa dengan wanita bepakaian serba putih dengan rumah dibangun dari pelepah kurma, dan wanita jilbab hitam yang hidup di sebuah rumah sudah berlantai bukan dari pelepah kurma.
Termasuk ke Gua Hira, tempat di mana Rasulullah SAW menerima wahyu pertama kali, dan Erna mengaji di sana. Bahkan ia dilihatkan siksaan akan seorang pembohong di mana lidah dipotong dan wanita yang mendurhakai suami dan orangtuanya sedang dikuliti, seperti sapi dikuliti. “Saya melihat sendiri apa yang akan menimpa diri saya itu seperti layar tancap,” katanya.
Sepulang jalan-jalan di dunia berbeda itu, ia dikembalikan kepada jasadnya kembali. Namun ia tak mengetahui bahwa jasad yang ditempatinya adalah tubuh asalnya. “Jadi intinya chasing lama isi baru,” kelakarnya. Karena tersadar mendapat kesempatan hidup kedua, ia kemudian tak mengenali keluarganya, termasuk anak dan suaminya. Kini wanita yang dulunya suka memakai celana pendek alias membuka aurat berlebihan, wanita yang suka berdusta kepada suami dan keluarganya ini, berubah menjadi muslimah yang tak pernah lupa membaca Al-Quran dan melaksanakan salat, kedua hal yang telah lama tak pernah dilakukannya. Sehari-harinya ia menjalani hidup tanpa pernah melalaikan ajaran Allah SWT dan Rasul-Nya. (*)

Sumber:Pontianak Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar