Halaman

Kamis, 31 Mei 2012

SAMPAH TAK TERANGKUT,WAJAH KOTA PEMANGKAT SEMEWARUT

Suatu hari seorang buta naik bus melintas di Pemangkat. Tak lama dalam perjalanan si buta nyeletuk “Nah udah sampai di Pemangkat” Kenapa dia tau sudah di Pemangkat, karena dia mencium bau menyengat sampah menumpuk. Itu sekadar anekdot. Betapa sampah sudah jadi masalah kronis. Banyak pertemuan digelar dan tak sedikit usaha dilakukan mengatasi sampah. Hari Kurniathama,  Pemangkat   

Siang cerah Selasa (29/5) kemarin. Kadis PU Cipta Karya Ibrahim, Kabid Kebersihan Arnol, Ka. UPT Kebersihan Pemangkat dan Selakau Tahir, Camat Pemangkat Burhani B Soni, Camat Selakau Suhaimi, sejumlah anggota DPRD Sambas Erwin Saputra, Jono, Ivandri, Giffarian, Trisno, Tjhok Tji Hok (Bruno), kades tiga desa Pemangkat Kota, Penjajab, Harapan, dan perwakilan masyarakat berkantor di aula Kantor Camat berkumpul. Mulai pukul 09.00 hingga pukul 13.00 wib mereka membahas masalah krusial. Soal sampah di Pemangkat.

Satu per satu mereka menyampaikan keluhan, kondisi nyata penanganan sampah, solusi hingga usulan membuat lomba kelompok bersih menangani sampah pun diwacanakan. Sebuah diskusi yang berawal dari penyegelan sejumlah warga terhadap Tempat pembuangan sampah sementara di jalan Ahmad Bampek.

Ternyata setelah diagnose oleh para pihak berwenang dan masyarakat. Ada beberapa penyakit penanganan sampah. Mulai kurangnya kesadaran masyarakat, minimnya kepedulian warga, banyaknya TPS liar, minimnya armada dan petugas kebersihan hingga tak patuhnya warga atas jadwal pembuangan sampah. Satu demi satu penyakit itu dibahas. 

Seperti fakta yang diungkapkan Ka UPT Kebersihan Pemangkat Tahir. Personil pengangkut sampah kurang, armada dumb truck hanya satu untuk dua rate alias dua kali pengakutan saja. Ditambah adanya TPS liar. Belum lagi jika ingin menambah rate maka khawatir pembiayaan tidak cukup, belum lagi operasional dan perawatan prasana dan sarana pengangkutan sampah. “Kalau ingin Pemangkat bersih semua harus sesuai,” kata Tahir. Ditambah lagi volume sampah di Pemangkat saja diperkirakan 30 ton per hari. Idealnya harus dilakukan 5 kali pengangkutan sampah ke TPS membereskan tumpukan sampah. 

Sementara di Desa Penjajab yang sudah berdiri tempat pengelolaan sampah khusus pun tak berfungsi maksimal. Keberadaannya bahkan diprotes dan tak maksimal. Tak maksimal karena mesin pencacahnya bermasalah. Setelah sampah di masukkan ke mesin untuk dicacah malah tak keluar. Sementara 4 tossa yang diberikan hanya dua tossa yang efektif karena rusak. 

Camat Pemangkat pun sudah mengummpulkan seluruh kadus di desa Penjajab. Masalahnya ada dusun perolehan sumbangan mampu membiayai pengakutan sampah selama sebulan. Sementara dusun lainnya sumbangan masyarakat tidak mampu membiaya operasional sebulan. Sewaktu tossa ingin difungsikan ada yang rusak warga yang sudah bayar pun marah kenapa sampah tak diangkut-angkut, akhirnya penanganan sampah diserahkan ke masing-masing dusun. Maklum di Desa Penjajab ada 2900 kepala keluarga yang semua menghasilkan sampah rumah tangga atau dagangan. 

Pengurus KSM pun tak sanggup, sudah kerja sosial dengan sumbangan warga yang ada, jangankan dapat untung malah sialnya jadi rugi. “Bangkrut kame pak, belum agek isu-isu menyesatkan lainya, jadi soal sampah diserahkan ke dusun masing-masing,” jelas Sunarko pengurus KSM Desa Penjajab.  Lain halnya di Pemangkat Kota, emosi karena sampah tak terangkut di TPS banjar warga berinisiatif menyegel TPS. Mereka tak tahan bau dan pemandangan semerawut. 
Selain soal armada dan personil kebersihan, usulan segar agar dibuatnya kelompok bersih pengelola sampah berdaya guna secara lingkungan dan ekonomis pun muncul. Dari H Tabrani, tokoh masyarakat Pemangkat. Agar warga berlomba-lomba menjadikan sampah bernilai ekonomis. Sampah plastik bisa dijadikan kerajinan rumah tangga, sementara sampah lain dijadikan pupuk kompos. Ini efektif menanggulangi masalah sampah jangka panjang. Makanya harus dikompetisikan agar gairah masyarakat meningkat. Akhirnya usulan ditampung, Kadis Cipta Karya Ibrahim akan menambah armada angkutan sampah dari Sambas dan Tebas jika memungkinkan. Ditambah lagi akan pemaksimalan tossa yang ada. Serta dimintakan jam buang sampah diperketat yakni pukul 06.00 sore hingga 5.00 pagi. (*)
Sumber:Pontianak Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar