Halaman

Rabu, 30 Mei 2012

PENCURIAN TELUR PENYU DI PESISIR PALOH MENURUN

Pencurian telur penyu di pesisir Paloh, Sambas, menurun tiga tahun terakhir.
Pada tahun ketiga sejak keterlibatan World Wildlife Fund (WWF) dalam upaya konservasi penyu di kawasan itu, 93 persen telur penyu hijau bisa diselamatkan. Sisa tujuh persen, telur penyu hijau (chelonia mydas) di kawasan itu masih dicuri oknum tak bertanggung jawab untuk diperdagangkan.
“Tiga tahun ini sejak kita (WWF) masuk pada 2009, pelan-pelan banyak yang kita ubah meski belum sesuai target. Dari awal kedatangan kita, penyu 100 persen dimanfaatkan oleh masyarakat dan oknum-oknum yang mengambil keuntungan,” kata Koordinator Site Paloh WWF Indonesia, Dwi Suprapti, saat Festival Pesisir Paloh, di pesisir Paloh, 25-27 Mei.

Dari sekitar sembilan ribu sarang yang dijaga, berhasil menghasilkan tukik. Jumlah tukik bahkan mencapai lebih 14 ribu ekor. “Empat belas ribu itu yang mampu kita hitung, dengan menghitung sisa kulit telur yang berada di sarang,” ungkap Dwi.
Pantai penelurun penyu terbagi di sepanjang 63 kilometer bentangan pesisir. Spot favorit penyu bertelur sepanjang 19 kilometer dari Sungai Mutusan hingga Sungai Belacan.
Pada Mei hingga September merupakan puncak penyu naik ke pantai dan bertelur. Pada musim ini, meski pencurian telur mulai menurun, masyarakat tetap memperketat pengawasan.
Dwi menyebut, keberhasilan upaya penyelamatan spesies penyu hijau di pesisir Paloh tidak terlepas dari semakin tingginya kesadaran masyarakat Sambas pentingnya melestarikan spesies langka tersebut. Terutama, kata dia, masyarakat yang berdiam di sepanjang pesisir pantai kawasan itu.
Dia mengakui, peran masyarakat merupakan faktor sangat penting spesies penyu hijau bisa diselamatkan dari kepunahan. Sejak setahun terakhir, program konservasi ini juga terbantu dengan terbentuknya Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Kambau Borneo, di Desa Sebubus, Paloh.
Kelompok ini dibentuk masyarakat sekitar sebagai upaya melindungi pemanfaatan penyu dan telur penyu untuk kepentingan komersial. Dampaknya sangat terasa, telur penyu yang ke luar Paloh bisa ditekan hingga 93 persen. Tahun ini WWF Site Paloh menargetkan mampu menyelamatkan 95 persen telur-telur tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar