Halaman

Rabu, 30 Mei 2012

TELUR PENYU PALOH DIJUAL KE MALAYSIA

Mitos telur penyu meningkatkan stamina memicu pencurian satwa dilindungi itu.
Pada tahun lalu, Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Kambau Borneo yang berpusat di Desa Sebubus, Kecamatan Paloh, Sambas, Kalbar memperkirakan lebih 24 ribu telur penyu hijau dicuri dari sarangnya. Telur-telur itu kemudian diperdagangkan di Sambas maupun kabupaten sekitar.
“Telur-telur itu dicuri dari sepanjang pesisir Paloh. Bahkan ada yang diselundupkan ke Malaysia melalui Serikin. Itu pun yang hanya terdata di Desa Sebubus, belum lagi di Selimpai dan Tanjung Kemuning,” ungkap Darmawan, anggota Pokmaswas Kambau Borneo, sebuah kelompok yang eksis dalam upaya konservasi penyu hijau di Desa Sebubus, Paloh.  

Dermawan berharap pemerintah cepat memberikan respons dengan memberikan status tempat pengawasan. Dengan status wilayah kerja, Pokmaswas memiliki legalitas penuh melarang pencurian telur penyu.
“Kami berharap area penyu bertelur yang kami awasi dikhususkan. Kemudian pemerintah cepat menjadikan pesisir Paloh sebagai kawasan wisata, sehingga bisa memberikan efek balik,” kata Darmawan usai pembukaan Festival Pesisir Paloh, di Desa Setinggak, Paloh, 25 Mei lalu.
Koordinator Site Paloh WWF Indonesia, Dwi Suprapti memperkirakan sekitar tujuh persen telur penyu yang dicuri oknum tak bertanggung jawab. Angka itu masih lumayan dibanding sebelum tahun 2011.
“Sebelum WWF masuk dan Pokmaswas belum terbentuk, 100 persen telur penyu dicuri. Kalau pun ada yang bisa diselamatkan jumlahnya sangat kecil, belum lagi ancaman predator lain,” kata Dwi.
Soal mitos telur penyu menambah stamina, Dwi mengakui, ikut memicu pencurian telur satwa tersebut. Padahal menurutnya, dari penelitian nilai kandungan protein dalam telur penyu setara dengan kandungan kuning telur ayam. “Karena mitos ini, permintaan banyak datang dan orang berebut mendapatkan keuntungan dari sana. Padahal mitos itu tidak benar,” kata Dwi lagi.
Namun Dwi memuji sikap masyarakat yang pelan-pelan tumbuh kesadaran pentingnya menjaga ekosistem laut. Saat ini masyarakat menyadari, selain melindungi penyu hijau sebagai satwa langka yang hampir punah, undang-undang juga melarang masyarakat mengambil telur penyu untuk kepentingan komersial.
Sementara, Ketua Pokmaswas Kambau Borneo, Muziardi, menjelaskan, Pokmaswas memperketat pengawasan pada musim puncak penyu bertelur, Mei hingga Desember. Anggotanya yang semula 27 orang disebar ke sepanjang 19 kilometer pesisir Paloh yang menjadi spot favorit penyu bertelur.
“Pesisir Paloh memiliki bentangan sepanjang 63 kilometer memang menjadi tempat favorit penyu bertelur. Namun karena keterbatasan anggota, pengawasan Pokmaswas tidak sepanjang pesisir,” kata Muziardi.
Kelompok yang dibentuk pada pertengahan 2011 ini menyatakan serius menjaga telur-telur penyu hingga menetas menjadi tukik dan melepas mereka ke pantai. Bukti keseriusan, kelompok ini pernah memecat anggotanya yang kedapatan mencuri telur penyu untuk dijual.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar